Jakarta - Pengelola Apartemen Green Pramuka menaikkan tarif iuran pengelolaan lingkungan (IPL) mulai awal Maret 2015. Langkah ini dilakukan mengingat adanya kenaikan tarif dan harga berbagai komponen akhir-akhir ini.
“Hampir semua apartemen saat ini menaikan IPL. Jadi, bukan hanya kami yang melakukannya,” kata pengelola Green Pramuka, Danang S, Jakarta, Minggu (15/2).
Menurut Danang, pihaknya sulit menghindari adanya kenaikan IPL akibat adanya kenaikan tarif listrik, upah minimum provinsi (UMP), bahan bakar minyak, dan berbagai tarif lainnya. Hal itu berakibat pada meningkatnya biaya pengelolaan dan upah para pekerja di lingkungan apartemen. Sebab, jika tidak dinaikkan akan berakibat pada penurunan pelayanan dan kualitas lingkungan apartemen. Padahal, pengelola harus bisa menjaga agar nilai investasi yang ditanam para pemilik apartemen tidak anjlok.
“Banyak fasilitas bersama yang perlu dirawat dan jaga. Tentu semuanya memerlukan biaya yang tidak sedikit,” katanya.
Danang menyadari ada sebagian warga yang protes dengan adanya kenaikan tersebut. Namun jumlah mereka tidak besar dibanding pemilik Apartemen Green Pramuka yang jumlahnya mencapai 4.000 orang.
“Protes itu hal yang biasa. Mana ada di Indonesia kenaikan tarif yang tidak diprotes. Tetapi pengelola juga memiliki alasan kuat mengapa IPL harus dinaikan,” katanya.
Danang menilai mayoritas warga sebenarnya bisa memahami alasan kenaikan IPL. Sebab untuk bulan depan saja dengan diberlakukan nilai iuran baru sudah ada sekitar 1.000 warga yang membayar IPL dan yang bulan ini hampir 100 persen sudah bayar.
Sementara itu, Monica, warga tower Pino menghargai protes yang dilakukan sebagian warga. Namun, dia menyayangkan langkah yang dilakukan pemrotes sudah terlalu berlebihan dengan menyegel kantor pengelola, sehingga pelayanan terhadap warga lainnya terganggu.
“Apa langkah penyegelan itu mewakili keinginan mayoritas warga? Banyak juga warga yang bisa memahami alasan kenaikan IPL,” katanya.
Menurut Monica, jika lingkungan apartemen menjadi tidak aman dan nyaman bisa-bisa nilai investasinya menjadi menurun. Dia mengaku tidak ingin terlalu jauh mengambil risiko. Apartemennya di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur malah menjadi tidak terawat dengan baik setelah pengelolaannya diserahkan kepada warga. Sebab, warga umumnya tidak memiliki keahlian atau pengalaman dalam mengelola aset apartemen.
“Aset Apartemen Green Pramuka ini nilainya triliunan. Jika diserahkan kepada orang-orang yang tidak profesional kami khawatir nilai jual apartemen saya bisa anjlok," kata Moica.
Sedangkan, Dessy, penghuni tower Faggio menilai protes sebagian kecil warga sudah berlebihan sehingga malah jadi mengganggu ketenangan warga lainnya. Sebenarnya mereka bisa berkirim surat ke pengelola minta penjelasan atas keberatan mereka tanpa mengganggu aktivitas warga lainnya.
“Hampir semua apartemen saat ini menaikan IPL. Jadi, bukan hanya kami yang melakukannya,” kata pengelola Green Pramuka, Danang S, Jakarta, Minggu (15/2).
Menurut Danang, pihaknya sulit menghindari adanya kenaikan IPL akibat adanya kenaikan tarif listrik, upah minimum provinsi (UMP), bahan bakar minyak, dan berbagai tarif lainnya. Hal itu berakibat pada meningkatnya biaya pengelolaan dan upah para pekerja di lingkungan apartemen. Sebab, jika tidak dinaikkan akan berakibat pada penurunan pelayanan dan kualitas lingkungan apartemen. Padahal, pengelola harus bisa menjaga agar nilai investasi yang ditanam para pemilik apartemen tidak anjlok.
“Banyak fasilitas bersama yang perlu dirawat dan jaga. Tentu semuanya memerlukan biaya yang tidak sedikit,” katanya.
Danang menyadari ada sebagian warga yang protes dengan adanya kenaikan tersebut. Namun jumlah mereka tidak besar dibanding pemilik Apartemen Green Pramuka yang jumlahnya mencapai 4.000 orang.
“Protes itu hal yang biasa. Mana ada di Indonesia kenaikan tarif yang tidak diprotes. Tetapi pengelola juga memiliki alasan kuat mengapa IPL harus dinaikan,” katanya.
Danang menilai mayoritas warga sebenarnya bisa memahami alasan kenaikan IPL. Sebab untuk bulan depan saja dengan diberlakukan nilai iuran baru sudah ada sekitar 1.000 warga yang membayar IPL dan yang bulan ini hampir 100 persen sudah bayar.
Sementara itu, Monica, warga tower Pino menghargai protes yang dilakukan sebagian warga. Namun, dia menyayangkan langkah yang dilakukan pemrotes sudah terlalu berlebihan dengan menyegel kantor pengelola, sehingga pelayanan terhadap warga lainnya terganggu.
“Apa langkah penyegelan itu mewakili keinginan mayoritas warga? Banyak juga warga yang bisa memahami alasan kenaikan IPL,” katanya.
Menurut Monica, jika lingkungan apartemen menjadi tidak aman dan nyaman bisa-bisa nilai investasinya menjadi menurun. Dia mengaku tidak ingin terlalu jauh mengambil risiko. Apartemennya di Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur malah menjadi tidak terawat dengan baik setelah pengelolaannya diserahkan kepada warga. Sebab, warga umumnya tidak memiliki keahlian atau pengalaman dalam mengelola aset apartemen.
“Aset Apartemen Green Pramuka ini nilainya triliunan. Jika diserahkan kepada orang-orang yang tidak profesional kami khawatir nilai jual apartemen saya bisa anjlok," kata Moica.
Sedangkan, Dessy, penghuni tower Faggio menilai protes sebagian kecil warga sudah berlebihan sehingga malah jadi mengganggu ketenangan warga lainnya. Sebenarnya mereka bisa berkirim surat ke pengelola minta penjelasan atas keberatan mereka tanpa mengganggu aktivitas warga lainnya.
Source :
http://www.beritasatu.com/properti/249282-pengelola-apartemen-green-pramuka-naikkan-tarif-ipl-sejak-maret-2015.html
Title: Pengelola Apartemen Green Pramuka Naikkan Tarif IPL Mulai Maret 2015
Posted by:
Published :2015-02-20T10:38:00+07:00
Pengelola Apartemen Green Pramuka Naikkan Tarif IPL Mulai Maret 2015
Posted by:
Published :2015-02-20T10:38:00+07:00
Pengelola Apartemen Green Pramuka Naikkan Tarif IPL Mulai Maret 2015